My Big Fren

Big Size!! Itulah yang bisa dilihat pertama kali dari seorang Lusia Hardiana atau Ucha. Seingat saya, dulu pertama kali melihat Uca ukuran badan dia masih sebatas gede..Tapi lama-lama kok tambah gede ya? 🙂

Tapi seperti kata orang… kekurangan itu adalah kelebihannya. Kalo secara harfiah mungkin dikatakan ‘kekurangan dan kelebihan Uca adalah berat badan’, tapi kalo benar-benar diartikan, dibalik bentuk tubuhnya yang gede itu ada berjuta-juta kelebihan yang Tuhan berikan padanya. Sangat banyak dan mungkin Ucha sendiri tidak menyadari betapa banyak yang dia dapatkan dariNya.

Dilahirkan dari orang tua yang berada tentu salah satu kelebihan yang dia miliki. Apapun yang dia mau, pasti dikasih. Mau handphone berapapun, orang tuanya pasti sanggup memenuhi permintaannya itu. Mau makan apa dan dimana, tidak perlu repot-repot banting tulang. Tidak perlu mengantri untuk mendaptkan raskin atau sembao murah. Pokonya….. mau apa tinggal minta!!!

Duhhh…..enak banget kayaknya jadi Ucha!!” Itulah pikiran beberapa orang jika melihat keadaan kawan saya yang bernama Ucha.

Tapi Tuhan selalu tahu pada siapa kelebihan itu ia berikan. Dan saya rasa Ucha telah berhasil meyakinkanNya untuk mendapatkan kecukupan materi. Karena kecukupan materi yang Ucha miliki itu tak pernah sekalipun terpajang di setiap langkahnya. Jika orang yang tak kenal melihat penampilannya, mereka tak akan pernah menyangka bahwa dia adalah orang berada. Tidak masuk dalam jajaran 10 besar orang terkaya di Indonesia memang, tetapi setidaknya dia punya apapun yang dibutuhkan. Inilah yang saya suka dari Ucha. Rendah hati dan tidak menyombongkan apa yang ia miliki. Tidak pernah sok ngebosi teman-teman di resto-resto mewah atau gonta-ganti hape yang lagi ngetrend. Tidak pernah sekalipun saya mendengar Ucha memamerkan sesuatu. GAK SOMBONG!!!

Pernah sesekali teman saya berkata di depan Ucha “Baju yang dipake Ucha ini loh harganya mahal-mahal! Tapi iya juga sih… masa iya Ucha mau beli baju yang harganya 30 ribuan!”. Lantas tanggapan seorang Ucha hanyalah “Standar kok!! Lambemu ae lebay!” sembari geleng-geleng! Kemudian salah satu diantara kami menimpali “Yo, standarmu dengan kita kan beda! Murahmu lo mahalnya kita”. Dan lagi-lagi Ucha hanya menimali dengan perkataan asal!

Memang benar sih… standar Ucha tidak sama dengan standar saya ataupun teman-teman lainnya.  Tapi kalo saya pikir-pikir lagi…. selama saya menjelajahi toko pakaian yang pantas pakai, saya tak pernah mendapati baju-baju seukuran badan Ucha dengan label harga di bawah 100 ribu! Terus mau apa Ucha beli baju seharga 30 ribu kalau gak cukup dipakenya? Mungkin inilah cara Tuhan bersikap adil pada setiap hambaNya. Seandainya Ucha tak dilahirkan dari orang tua yang berkecukupan, apa mungkin dia bisa membeli pakaian ‘murahan’ layaknya teman-teman lain yang harganya tak lebih dari 50 ribu? Gak mungkin lah!!

Dia sendiripun pernah mengatakannya pada saya. Dia bilang “Kalo memang ada baju-baju seukuranku yang harganya 30 ribu, aku pasti beli! Tapi masalahnya gak ada yang cukup, Mei”. Saya jadi semakin yakin bahwa Tuhan tidak pernah salah.

Selain berbadan besar, kelebihan Ucha yang lain adalah pribadinya yang lucu. Caranya bicara itu cempreng-cempreng lucu. Misalnya kami lama tidak bertemu, kemudian bertatapan di suatu tempat maka dia akan berkata setengah teriak “Mmeeeeeeeeiiiiii….. Kamu kemana aja??” Sembari melambai-lambaikan tangannya dengan senyum khas seorang Ucha.

Teman saya yang satu ini adalah sosok yang paling nyantai. Saya gak pernah liat dia pusing mikirin laporan. Gak pernah pusing mikirin tugas. Gak pernah pusing mikirin presentasi. Dan gak pernah pusing mikirin TA. Itu kalau dilihat dari luar…. Mau ada tugas, pr, presentasi, bahkan Tugas Akhir pun tak pernah membuatnya tak nyenyak tidur atau menurunkan nafsu makan.

Tapi saya tahu bahwa sikap santainya itu adalah caranya untuk panik. Dan paniknya dia adalah santai. Bukankah setiap orang memiliki cara sendiri untuk panik? Untuk itu saya memberikan acungan jempol pada Ucha yang tak pernah menangis hanya gara-gara tak bisa menyelesaikan tugas kuliah atau bahkan proposal TA. Bisa dikerjain…gak bisa ditinggalin… Kalo bisa nyontek ya nyontek… Gak ada contekan ya tinggalin lagi…. Butuh keberanian tersendiri untuk memiliki sikap seperti itu, kawan.

Walaupun begitu ada hal yang sebenarnya kurang saya suka dari Anda, Ucha. Suatu kali saat saya mengajak Ucha untuk shalat ashar;

“Cha… shalat yuk!!”

Jawaban Ucha adalah “Aduh Mei, aku capek naek ke lantai 3. Kamu shalat sendiri aja sana. Aku loh kalo udah di lantai 1 gak pernah ke lantai 3 buat shalat

Lalu saya menimpali dengan perkataan “Ok… Terserah kamu

Uhh…..Apakah Tuhan memberikan toleransi pada manusia-manusia berberat badan lebih untuk tidak menunaikan shalat??? Jawabannya adalah mutlak, TIDAK!! Hanya gara-gara kita berada di lantai 1 sedangkan mushalla di lantai 3 bukan berarti ada diskon untuk tidak menunaikan shalat bukan?!! Jadi Ucha, kenapa harus menjadikan lantai sebagai alasan tidak shalat? Ayolah kawan….. hanya naik beberapa anak tangga, bukan kerja rodi… Toh shalat itu berarti menjumpai Sang Pencipta yang sudah memberikan jutaan nikmat pada semua makhlukNya. Masa menunaikan shalat hanya di saat-saat tertentu, ujian misalnya??!!

Tapi terlepas dari itu…. saya tetap suka Ucha….. Kept low profile, dear… Than… Jangan males shalat yaaaaaaaa…..

Potongan Poto saat Kuliah Lapangan Ke Balijestro, Batu, Malang

Pegang Lepi Bukan Berarti 'Belajar' loh yaaaa... Dia itu sedang mengkopi film Korea 😉

3 comments on “My Big Fren

  1. hello there and thank you for your information – I have certainly picked up anything new from right here. I did however expertise a few technical issues using this site, since I experienced to reload the web site a lot of times previous to I could get it to load correctly. I had been wondering if your hosting is OK? Not that I’m complaining, but sluggish loading instances times will often affect your placement in google and could damage your high quality score if ads and marketing with Adwords. Anyway I am adding this RSS to my e-mail and could look out for a lot more of your respective interesting content. Ensure that you update this again soon..

  2. One important issue is that if you find yourself searching for a education loan you may find that you’ll want a cosigner. There are many situations where this is correct because you might find that you do not have a past credit ranking so the loan company will require that you have someone cosign the loan for you. Good post.

Leave a reply to Lesley Gattshall Cancel reply