None Kampret

Bocah Jakarta. Tidak ada kata lain yang bisa saya lontarkan saat pertama kali bercakap-cakap dengan Asteria Pitasari. Gadis Betawi yang super kampret!

Saya memang tidak mengenal dekat bocah tengil ini, tetapi dia adalah salah satu makhluk yang saya suka dalam skuad tidak normal ini. Seseorang yang oportunis, tetapi tidak egois. Seseorang yang berkata tidak dan iya sesuka hatinya.

Gayanya di tahun pertama adalah kaus oblong, jeans berlubang (di lutut) dan sneaker dengan earphone tergantung di ke dua kupingnya. Kedatangannya ke setiap kelas memang tidak seawal saya, tetapi cukup awal untuk skala seorang kampret…. Selalu datang 15 menit sebelum kelas di mulai. Saat itu saya membatin, “Wahh…kayaknya aku punya saingan yang suka nyumpel kuping nih”, karena sama seperti Aster kuping saya pun tertutup oleh earphone. Bedanya earphone dia gede, milik saya kecil dan tersembunyi.

Naik ke tingkat dua… datangnya ke suatu kelas selalu tepat waktu! Tak kurang, tak lebih. Hal inilah yang saya herankan hingga sekarang. Dia bisa duduk di bangku belakang (mana pernah kampret kuliah di bangku depan??) hanya beberapa detik sebelum dosen pengampu menutup pintu kelas. Buset!! Mungkin benar kata orang, ‘on time’ pun butuh kemampuan khusus. Saya rasa Aster punya kemampuan khusus tersebut, khususnya untuk on time masuk kelas! Tak kurang dan tak lebih.

Tingkat tiga adalah masa dimana seorang Aster diuji status kekampretannya. Masa dimana ia harus sesekali menanggalkan kaos oblongnya hanya untuk selembar kemeja. Masa anak PPSDM di HIMA pake kaos oblong. Jadilah tahun ketiga ini dia terlihat lebih rapi. Saat harus mengunjungi himpunan jurusan lain atau bertemu pihak-pihak birokrat, kemeja kotak-kotak biru tualah yang menutupi tubuhnya. Saya kira saat itu ia akan berubah menjadi manusia yang lebih teratur…..Tapi, meskipun berkemeja, dalemnya tetep dong kaos oblong!! Dasar kampret!!

And that is the time when I like her. Seorang yang profesional. PPSDM boleh jalan dengan seragam kemejanya, tapi kaos oblong tetaplah identitasnya! Tak peduli di-persona non grata-kan oleh kelompok kecilnya, kaos oblong dan celana jins tetap menempel manis di tubuhnya. Gak ada blouse atau gaun cantik. Satu-satunya pakaian manis yang pernah saya lihat dari seorang kampret adalah saat dimana ia harus menepati perjanjian dengan komunitasnya. Selain itu, kampret tetaplah kampret!

Tahun keempat…. Tahun dimana dia mencekoki saya dengan cerita-cerita hidupnya. Cerita maknya yang ibu rumah tangga, cerita babenya yang pelaut, bahkan cerita abangnya yang kerja di Batam (bener gak ya Batam?? Saya lupa). Di saat ini pulalah saya jadi mengetahui bahwa ia tak hanya mencintai Lady Gaga, melainkan sangat mencintai si Poker Face. Sama halnya dengan saya yang sangat mencintai Juventus, Aster begitu mengidolai Gaga. Jika saya seorang tifosi yang setia, Aster adalah penggemar yang gila! Kami sama-sama gila terhadap sesuatu. Saya tahu kegilaannya itu sejak dia berkata;

Nanti di buku TA ku Mei, special thanks yang pertama buat GAGA!!! Buat my Lady!!”

Tanggapan saya saat itu adalah tersenyum, sembari membatin

Sama, Ter! Ucapan terimakasih pertamaku juga untuk my Lady! Buat The Old Lady Tersayang!”.

Kegilaan Aster terhadap Gaga semakin menjadi karena bulan Mei tahun ini ia akan melihat idolanya itu secara langsung. Konser Lady Gaga di Jakarta nanti seakan menjadi reward baginya setelah mencintai Gaga dengan sepenuh hati. Si Kampret ini bangun pagi-pagi hanya untuk mengantri tiket konser. Mungkin saat itu adalah rekor baginya untuk bangun lebih awal…atau jangan-jangan dia tak tidur semalaman!! Lalu, ketika tiket itu telah ditangan, dengan songongnya dia mengirimkan foto dia dan si tiket pada saya!! Rasanya ngeliat foto dia itu seperti ngeliat Juventus dari layar kaca…Senang, tapi kesal karena hanya sebatas layar kaca!! Seandainya bulan Mei nanti Juventus juga mendarat di Jakarta….

Awas lu, pret…. Kalo Juventus Gue batal ke Jakarta, Gue yang bakal terbang ke Italia (AMIN YA ALLAH!!) dan kalo saat itu tiba… gak Cuma foto via whats up yang Gue kasih ke Lo!! Gue cetak foto ukuran 20 R terus Gue kirim ke tempat Lo!! Tempat Lo saat itu di Amerika kan (semoga harga kiriman dari Italy ke USA gak mahal)??!”

Mungkin ada satu hal yang tak diketahui oleh teman-teman lain. Meskipun kampret, Aster adalah tipe wanita yang sangat senang digombali! Jadi…ayo rame-rame kita lempari si Aster dengan gombal!! Kalo perlu gombal yang direndam dalam air comberan!! Hahahahahaha….. bukan itu maksud saya… Dia suka sekali terhadap rayuan dan pujian kaum Adam. Saya pikir dia tidak bodoh untuk mengetahui mana yang serius mana yang ‘gombal’, tapi karena dia kampret maka saya pastikan dia akan lebih memilih si ‘gombal’ daripada si ‘serius’. Mau tahu kenapa Aster lebih menyukai si ‘gombal’? Karena Aster juga Gombal!!! Hahahahahahahahaaa…. kena lo, Ter!

Kabar yang saya dengar saat ini adalah seorang Kampret tengah berada di masa make over. Perawatan wajah untuk mempercantik diri. Sesuatu yang tak pernah saya lihat selama ia di Surabaya. Meskipun tidak mengetahui detail perawatan yang dia lakukan, saya bisa membayangkan bagaimana dia mengenakan masker di setiap akhir pekan dan mengoleskan cream malam di mukanya. Hihihihihihihihihii…. Salahkah? Tidak dong! Siapa yang melarang melakukan perawatan wajah? Bukankah itu juga sebagai bentuk penjagaan terhadap anugrah Tuhan? Kalau ada yang berfikiran kenapa gak mulai dandan sewaktu di kampus? Jawaban saya (semoga juga sama dengan jawaban si kampret) adalah “tujuan utama ngampus kan untuk kuliah, bukan dandan! Lagian mau mempercantik muka buat siapa di kampus?”.

Selain perawatan wajah, Kampret juga bercerita bahwa ia mulai belajar memasak. Dia mengatakan telah berhasil menghasilkan berbagai masakan sayur untuk makan sehari-hari. Salah satu karya yang ia banggakan pada saya adalah sayur sop manis (red: KEMANISAN)!! 🙂

Wauu… saya pun mulai mencoba membayangkan Aster di masa mendatang. Cantik dan pintar masak! Proporsi yang tepat untuk menjadi salah satu waiters di restoran saya kelak…. wkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwk… Just kidding, Kampret!!! Tapi ada hal yang harus dia lakukan saat make over nya berhasil menggaet seorang abang yang pulang dari shalat Jumat…. “Copot tu poster spongbob yang nempel di tembok kamar lo!!”

Kesimpulannya….Inti dari seorang Kampret adalah tidak munafik. Salah satu karakter yang tak bisa ditemukan di semua manusia-manusia ibukota. Biarkanlah orang mencaci Gaga mu, kawan… Jangan pernah acuhkan mereka yang menghinadinakan sikap gilamu pada Gaga. Dan tetaplah yakin bahwa jarak antara Indonesia dengan Amerika tak lebih dari 48 jam.

Lets get our place, sist!! Kept Move On, Kampret!!!

Kampret Dan Penyumpel Kupingnya

Aster Dan Balutan Kemejanya 😉

4 comments on “None Kampret

  1. Ahaay,, THAT’S MEEEEEHHH!! You’re absolutely right about me mei.. I have 2 comment for your story!!
    1. I never ever!! never never ever!! never never never ever!! throw away my SPONGEBOB poster from my room!!
    2. I will send my America address for you,, just wait and see!! but after my Australia degree okay!!

    xoxo
    -aster-

Leave a reply to mei10 Cancel reply