Kalau Kau Berani

Lawanlah aku kalau Kau memang berani….Namun jadilah lawan di hadapanku supaya aku tahu harus mengeluarkan jurus apa

Tantanglah aku kalau memang kau mau…… Namun jadilah penantang di hadapanku supaya aku tahu hanrus melawanku dengan bagaimana

Jatuhkanlah aku jika kau memang mampu…. Namun lakukanlah semua itu di depanku supaya aku bisa segera berdiri untuk melawanmu

Tikam aku jika itu memang membuatmu puas, Namun jangan lakukan di belakangku karena aku tak akan bisa tahu dengan apa tikamanmu

Kalau memang berani…. bicaralah di depanku

Kalau memang berani…. mari bertarung secara elegan

Kalau memang berani…. arahkan saja busur panahmu padaku…. bidikkan anak panahnya saat aku menatatpmu

Percayalah….aku jauh lebih suka bertarung secara terang-terangan, daripada harus mendengar bisikan setan yang membelakuangiku

Mutualisme Dengan Preman

Preman itu adanya dimana-mana. Dimana-mana ada preman. Dari sudut pandang orang awam, preman adalah sosok yang menakutkan plus tukang bikin onar. Preman kampus, preman jalanan, sampai preman kampus. Tak ada nilai plus untuk seorang preman.

Tapi jangan salah, untuk sebuah usaha warung internet preman juga sisi positif. Orang melihat sosok preman sebagai pengacau, tetapi pemilik usaha warung internet yang saya jaga menganggap preman sebagai satuan keamanan. Percaya deh, tak ada yang berani macam-macam terhadap sebuah warung internet jika pemiliknya memiliki hubungan ‘kekerabatan’ dengan preman.

Maksud saya bukan berteman baik atau menjadikan preman sebagai anggota keluarga, melainkan merangkul seseorang yang dianggap paling ditakuti oleh orang-orang di sekitar lingkungan tersebut untuk kemudian dimintai tolong sebagai penjaga keamanan. Saya pun meyakini bahwa meminta tolongnya tak secara langsung dengan memohon dan bersujud di hadapan si preman, tetapi dengan trik basa-basi 😉

Mulai dari rokok gratis, kamar mandi gratis, hingga ngenet gratis selama berjam-jam!Lama-kelamaan si preman pasti sadar diri dan mengetahui tugas tak resminya sebagai penjaga keamanan.

Sepintas saya berfikiran, “Apa tidak rugi bagi pemilik warnet yang membiarkan seseorang menggunakan perangkat komputer untuk ngegame atau browsing selama berjam-jam tanpa membayar?“. Tetapi kemudin saya jadi tahu bahwa di dunia warung internet pun terjadi suatu simbiosis. Bahkan kadang-kadang ketika saya ingin ke kamar mandi sementara warnet sedang ramai, saya menitipkan bangku operator pada mas preman. Aman kok! Tak ada satupun barang yang raib 😉

Namanya juga hidup, pasti ada hubungan antar makhluknya. Tinggal kita yang menentukan jenis simbiosisnya. Dan bagi manusia, pastilah tak mau dirugikan. Maunya yang untung-untung. Tapi bukankah tidak baik jika kita mendapatkan keuntungan sementara yang lain mendapatkan kerugian? Yang sama-sama menguntungkan saja, supaya bisa mejalani hari dengan tentram nan damai.

Pemilik warnet memberikan fasilitas ngenet gratis untuk preman dimana sebagai balasannya pemilik warnet mengharapkan keamanan di lingkungan usahanya. Mutualisme! Sama-sama untung 🙂

Bicara Tentang Revolusi (Mesir, Tunisia, & Indonesia)

Sejak beberapa pekan terakhir segala pemberitaan media tertuju pada bumi Mesir. Ratusan massa menuntut turun takhtanya presiden mereka, Hosni Mubarok. Jalanan Mesirpun menjadi lautan manusia. Yang membuat Saya lebih miris lagi adalah keadaan beberapa hari terakhir. Baku tembak antar pro dan kontra Hosni Mubarok,  lempar-lemparan batu, tonjok2kan, tendang-tendangan, pisuh-pisuhan, jambak-jambakan, nari bareng, nyanyi bareng…lohhh…. heheheheee.. Just Kidding.

Ya Tuhan… negeri yang selama ini saya kenal sebagai negeri dengan peradabannya yang luar biasa ternyata bisa juga bergolak. Hari ini adalah hari kesepuluh sejak aksi unjuk rasa dimulai, tetapi belum ada tanda-tanda bahwa aksi tersebut akan berakhir. Hemmm… saya jadi teringat peristiwa 13 tahun yang lalu.

1998 negeri ini pun dipenuhi oleh aksi unjuk rasa yang juga dimaksud untuk menggulingkan Presiden Soeharto. Hasilnya pak Hartopun mundur dari kursi presiden pada Mei 1998. Hehhhh… saya ini gak ngerti banget sama politik dan sejenisnya… tapi sebagai warga negara RI boleh dong saya ngomong kalo saya lebih suka Indonesia dipimpin sama Pak Harto… eittss… bukannya saya pro Orde Baru..

Saya ngomong begini karena kehidupan saya lebih enak waktu presiden Indonesia itu Pak Harto. Mana ada dulu harga cabe sekilo 100.000 rupiah?? Mahall banggetttttt. Terus dulu itu ndak ada yang namanya ekspor beras. Saya juga gak pernah dengar Malaysia usil sama negeri ini. Mana berani mereka ngaku-ngaku Batik itu dari Malaysia? Mana ada juga dulu polisi kita ditukar sama ‘maling’ ikan… trus kenapa coba si Malaysia baru ngaku-ngaku lagu rasa sayange itu pas baru-baru ini? Kenapa gak dulu pas jamane Pak Harto? Mereka (Malaysia) gak akan pernah usil sama negara kita kalo seandainya Pak Harto saat ini masih ada.

Ah.. mungkin sebagian dari kalian berfikiran bahwa saya terlalu kekanak-kanakan dan tolol. Mungkin… karena saat peristiwa itu berlangsung saya memang masih kecil.. masih duduk di bangku SD kelas 3. Dulu itu saya hanya plonga-plongo ngeliatin gereja-gereja dibakar, toko-toko dijarah, dan orang-orang bawa spanduk dengan tulisan-tulisan serem (sekarang juga masih plonga-plongo sih)

Pokoknya secara jangka pendek saya pengennya harga-harga sembako dan keperluan hidup yang turun, bukannya harga diri yang turun. Saya juga suka kok sama Pak SBY… saya setuju-setuju ajah beliau jadi presiden RI.. presiden seumur hiduppun Ok… Asal:

1. Harga-harga gak mahal seperti sekarang

2. Biaya pendidikan murah sampe kuliah (Kasih dana BOS juga dong Pak untuk mahasiswa…hehehehe)

3. Cari kerja gak susah

4. Kebebasan berpendapat tetap ada

5. Bebas korup 😉

Selain pengalaman pribadi bangsa, aksi rakyat Mesir saat ini juga mengigatkan saya pada peristiwa serupa di negara teluk lainnya yang masih sangat seger… Revolusi Tunisia. Bahkan menurut saya dan di dukung dengan pemberitaan di berbagai penjuru dunia 😉 revolusi Tunisia inilah yang menginspirasi rakyat Mesir untuk mulai turun ke jalan sejak 25 Januari 2011 lalu untuk menurunkan si Presiden. Dan setelah 26 hari berunjuk rasa secara besar-besaran, akhirnya pada 16 Januari 2011 kemarin Presiden Tunisia Zine Al-Abidine resmi mundur dari tampuk kepemimpinannya… well..mungkin rakyat Mesir berfikir kalo Tunisia ajah bisa gulingin presidennya yg udah 23 tahun menjabat, kenapa mereka (rakyat Mesir) gak? Secara penduduk Mesir jumlahnya jauuuhhhhhh lebih banyak dibanding Tunisia… Dan akhirnya jadilah Mesir seperti sekarang.

Indonesia, Mesir, Dan Tunisia hanyalah segelintir negeri yang rakyatnya berani menuntut pemerintahnya yang diktator. Ketiga bangsa besar ini menuntut dengan dasar yang sama.. ‘Menghilangkan Kediktatoran yang Menyebabkan Kemiskinan Rakyat’

Semoga saja gejolak di Mesir bisa segera berakhir. Saya juga berharap (sangat berharap malah) Piramid, Spinx, dan situs-situs budaya di Mesir tidak ‘terluka’ karena peristiwa ini karena saya belum ke sanaaaaa  😦

Seandainya si otoriter tersingkirkan, semoga tidak digantikan oleh si otoriter lainnya. Tidak hanya di Mesir, tetapi juga di semua negeri yang  ada di muka Bumi ini. Saya sudah muak dengan peperangan