Mission Failled

Dear God….

Kenapa saya tak diijinkan berbohong padanya? Percuma dong saya menggebu-gebu menjabarkan alasan palsu, tapi tak sampai sehari semuanya terbongkar. Haduh… Kalau tahu begini, tak perlulah saya bertingkah konyol dengan bersikap sedikit tak baik padanya… Seolah-olah saya memang Malin Kundang… Hiiii… You know that I’m Not!!!

Mungkin sekarang ia tengah menertawakan kegagalan saya untuk membohonginya. Mungkin sekarang ia tersenyum geli saat mengingat sikap palsu yang saya tunjukkan kemarin. Dan mungkin sekarang ia tengah menyebarluaskan pada seluruh kenalan betapa tak pandainya saya mengelabuinya.

Tapi saya tahu bahwa dia pun tersenyum bahagia atas alasan saya membohonginya…

Please, God…. Lain kali biarkan saya membohonginya tanpa ia tahu….. Pleaseeeeeeeeeeeeeeeee….

Mencoba Berbohong Pada Bunda

Dear God,

Hal yang paling sulit dilakukan (saya) adalah berbohong pada ia yang bernama ibu. Entah berbohong manis atau pahit, ketidak jujuran yang saya perlihatkan pada ibu selalu saja menimbulkan masalah. Saya tahu bahwa ia selalu tahu saat saya menyembunyikan sesuatu darinya. Saya tahu bahwa ia selalu mengerti jika lidah ini tak berucap benar. Saya tahu bahwa ia bisa melihat sikap gupuh saya saat laku ini tak patut dipuji.

Ahhhh… mengapa saya tak sepandai kalian yang kerap berbohong pada ibu????

Ya Tuhan, untuk kali ini saja…. izinkan saya berbohong padanya. Tidak untuk hal yang buruk, bukan?!! Hanya hal kecil tersembunyi beberapa hari yang akan ia ketahui secepatnya… Hanya sepekan, ya Tuhan… saya janji…hanya sepekan kebohongan untuk ibu… Could You help me, Please…..

Sedikit Tips Saat Jalan-Jalan

Kemarin sore ada dua orang yang kehilangan dompetnya di mall. Pertama laki-laki remaja dan yang kedua seoran ibu paruh baya. Mereka berdua sama-sama histeris karena dompetnya raib entah kemana. Histeris karena semua uang yang mereka miliki ada di dalam dompet tersebut plus surat-surat penting macam STNK, ATM, dan KTP. Sialnya lagi adalah mereka tak punya simpanan uang di kantung celana atau baju dan saat itu mereka hendak membeli sesuatu yang akan digunakan untuk suatu perayaan di rumah masing-masing.

Melihat kejadian tersebut saya menjadi sadar bahwa tak semua orang mengerti bagaimana caranya bepergian ke tempat-tempat umum. Atau lebih tepatnya adalah menjaga barang-barang berharga di tengah keramaian.

Saran saya adalah;

1. Jangan meletakkan uang di tempat yang sama. Letakkan sebagian di dompet, sebagian di saku celana, atau sebagian di dalam tas (jika membawa tas). Kalau perlu, letakkan di sepatu atau kaus kaki karena kita tak akan pernah tahu apa yang terjadi di tengah-tengah kerumunan orang bukan? Mungkin ada benarnya juga mbah-mbah jaman lampau yang meletakkan uangnya di pakaian dalam mereka…. untuk mengurangi bahaya pencopetan 😉 Tapi pliss dehhh…. masa ia kita masih mau nyimpen uang di dalam pakaian dalam???

2. Tak perlu bawa uang cash berlebih! Ini penting loh. Mau apa coba bawa-bawa uang 15 juta kemana-mana? Kenapa gak bawa seperlunya saja? Kalau memang butuh lebih, bukankah ada mesin ATM? Dan sekarang ini mesin-mesin ATM sudah menjamur dimana-mana. Jalan ke mall gak perlulah bawa duit sekarung supaya tak menyesal ketika uang raib.

3. Gak usah sok gaya. Maksud saya sok gaya adalah ya sok gaya!! Misalnya kita punya ponsel paling canggih sedunia… Gak perlulah menenteng-nenteng ponsel sepanjang jalan. Gak perlu sok-sok an sibuk dengan ponsel super canggih kita di tengah kerumunan orang. Misalnya lagi saat kita berwisata ke suatu daerah. Tak perlu nenteng-nenteng kamera di setiap sudut yang kita jajaki. Letakkan saja kamera di dalam tas dan keluarkan saat hendak memotret! Masa ia kita mau poto-poto sepanjang jalan? Gak mungkin kan? Selain menghindari hilangnya kamera, bisa menghemat baterai pula bukan? Ingat, kejahatan itu muncul juga karena ada kesempatan. Dan salah satu kesempatannya adalah sikap ‘sok gaya’ si korban!!

4. Jaga diri dan barang sendiri. Benar bukan? Siapa lagi coba yang harus menjaga barang-barang milik kita di mall atau tempat wisata? Satpam? Kecuali kita bawa bodyguard pribadi! Misalnya saat kita sedang makan… Jangan pernah sekalipun lengah dengan barang-barang pribadi kita… entah itu barang belanjaan atau tas yang isinya dompet dan ponsel..terlebih saat tempat makan yang kita datangi adalah area foodcourt atau pujasera. Letakkan saja tas yang berisi barang berharga di pangkuan kita dan tas-tas belanjaan di antara kedua kaki kita (ngerti kan maksud saya???). Jangan pernah naruh tas atau barang di atas meja atau membiarkannya tergeletak di kursi sebelah. Siapa yang tahu barang tersebut bertahan berapa lama di atas meja? Menurut buku yang pernah saya baca, kursi makan di area foodcourt atau pujasera di beberapa negara Eropa dilengkapi dengan kaitan (cantolan) di bawah mejanya dimana kaitan tersebut digunakan untuk menyimpan tas atau belanjaan saat sedang menyantap makanan sehingga acara makan tidak diribetkan dengan kesibukan memeluk tas yang berisi barang berharga (duhh…kapan saya bisa membuktikan kebenaran cerita tersebut yaaa…). Tapi meskipun ada kaitan atau cantolan, tetap tak boleh lengah!!

Semoga saja kejadian kehilangan dompet dan barang berharga saat sedang melancong (entah kemana) tak terjadi pada saya atau teman-teman 🙂

Bagaimana Caranya?

Bagaimana caranya supaya ia tahu akan isi kepalaku, Tuhan

Supaya tak ada caci darinya untukku

Bagaimana caranya supaya ia tahu akan isi relung hatiku, Tuhan

Supaya tak ada lagi kutukan yang ia rapalkan untukku

Bagaimana caranya supaya ia tahu akan besarnya rasa ini, Tuhan

Supaya ia tak berspekulasi bahwa aku menomerduakannya

Bagaimana caranya supaya ia tahu akan sakit ini, Tuhan

Supaya ia mengerti bahwa aku juga memiliki kehidupan

Bagaimana caranya supaya ia tahu akan takut ini, Tuhan

Supaya ia tahu bahwa aku sangat peduli padanya

Bagaimana caranya supaya ia tahu akan lelah ini, Tuhan

Supaya ia tak terus menyudutkanku sebagai pembangkang

Bagaimana caranya supaya ia tahu akan payah ini, Tuhan

Supaya ia tak selalu menetapkanku sebagai terdakwa yang bersalah

Dan tunjukkan pula cara supaya aku bisa bertahan terhadapnya

Posisi Runner Up Selama (Hanya) Dua Setengah Pekan

Lega Calcio libur sampai tanggal 8 Januari 2012. Winter Holiday!!!Yang berarti Juventus berada di posisi runner up selama dua setengah pekan 😦 (Amin).

Berada satu tingkat di bawah merah hitam (lagi) rasanya menimbulkan kegemesan tersendiri buat saya! Kecewa sudah pasti, tetapi mau ngomong apa? Merah hitam berhasil meraup 3 poin di midweek kemarin, sedangkan Juve hanya mencuri 1 poin di Friulli.

Tapi tetap… perjalanan masih panjang! Masih ada tiga pertandingan di paruh musim pertama ini. Dan saya masih yakin bahwa The Old Lady bisa menjadi yang terbaik. Scudetto masih terlihat. Bahkan sekarang saya benar-benar bisa menciumnya.

Masih ada waktu sebelum pertandingan terakhir musim ini (13 Mei 2012). Masih ada banyak pertandingan yang mesti dilakoni untuk Juve. Dan Harapan itu masih sangat ada!

Bolehlah dua setengah pekan sebagai runner up, tetapi setelahnya Capolista adalah milik Juventus hingga musim ini berakhir (AMIN!!!).Teruslah beruang untuk scudetto musim ini, La Vecchia Signora! Berjuang untuk 3 bintang sebagai pembuktian bahwa juve memang La Fidanzata d’ Italia!!

Fino Alla Fine, Forza juventus…. Ieri, Oggi, Domani, Sempre!!! 🙂

Soto Ceker Ajib

Masih dalam kondisi kangen makanan-makanan rumah (red: kampung 😉 ), saya mencari-cari tempat makan yang sekiranya menyajikan menu-menu dengan rasa yang sama atau paling tidak mendekati masakan di kampung halaman.

Setelah mencari mulai dari ujung barat hingga ujung timur kota Pahlawan… akhirnya saya menemukan juga sebuah warung makan yang bisa sedikit mengobati kangen makanan kampung sehingga bisa meningkatkan nafsu makan yang beberapa hari terakhir menghilang.

Nama warung makannya ‘GARDOE’. Lataknya hanya 20 meter dari pintu masuk Universitas Negeri Surabaya (UNESA) Ketintang!!! YA AMPUNNNNN……. sudah berapa kali saya mondar-mandir di daerah situ, tetapi baru tadi pagi saya mengetahui bahwa tempat makan itu punya rasa.

Menu utamanya Soto Ceker Ayam!!

Hanya sekedar soto ‘kaki’ ayam memang, tetapi rasanya OK! Lebih maknyoss daripada steak tanderloins yang dijual di resto-resto mahal.

Isi sotonya ya ceker ayam… lalu ada bihun, tauge atau kecambah, seledri dan irisan tomat. Sama seperti soto lainnya, ditambahkan perasan jeruk nipis untuk meningkatkan cita rasa kuahnya. Terus yang bikin beda apanya? Gak pake koya! Itulah yang saya suka. Kuah sotonya bening tanpa santan sehingga rasanya jauh lebih segar daripada soto-soto bersantan plus koya.

Harganya? Satu porsinya 7 ribu rupiah, euy!!! Tambah Rp 1500 untuk segelas es teh manis…. Lumayan lah….Besok makan ke situ lagi ahhh… 🙂

Pengobat Kangen Makanan Kampung

Kali Surabaya

Mengingat kunjungan salah satu teman dari Malang beberapa hari lalu… Sebut saja Farah (nama sebenarnya 😉 ).

Tiba-tiba saja dia bertanya, “Mei… Apa yang bikin kamu gak tahan sama Surabaya?

Tanpa berfikir lama, sayapun menjawab “Suara klakson kendaraannya, Farah! Duhhh..apalagi kalo lagi weekend. Tan tin tan tin nya bikin kepalaku sakit

Terus apa lagi, Mei?“, lanjut Farah.

Ya itu aja yang paling aku gak tahan“, kata saya singkat.

Kemudian Farah menimpali jawaban saya dengan berkata “Kalo aku paling gak kuat sama kalinya itu loh, Mei! Kenapa sih kali di Surabaya ini datar-datar aja. Maksudku kayak gak ada alirannya itu loh! Udah gitu bau pula!

Saya : “hehehehehehehe…… kalo masalah kali, kayaknya hampir di semua kota besar di Indonesia juga gitu deh. Alam dan tangan manusianya udah gak kompak

…………………………………………………………………………………………………………………………………..

Iya ya… kalau dipikir-pikir, sungai-sungai di Surabaya ini datarrrrrrr aja. Tidak terlihat aliran airnya. Satu-satunya ekspresi yang terbentuk dari kali-kali di Surabaya adalah tumpukan sampahnya!

Kain bekas, botol plastik bekas, bungkus snack, sepatu bekas, bahkan sampai ada bantal guling plus kasurnya…. ck ck ck ck…. Benar-benar ajaib 😉

Jika di tahun 2011 menjelang 2012 saja ekspresi sungai di Surabaya hanyalah bersampah, bagaimana di tahun-tahun mendatang ya? Masih adakah sungai-sungai itu?

Aisy Dan Raportnya

Hari ini Ais menerima raport semester satu. Raport pertama untuk jenjang Sekolah Dasarnya. Hasilnya lumayan, menurut saya. Namun ternyata hasil itu tidak lumayan untuk kedua orang tuanya. 

Dengan daya pikir seperti ponakan saya itu, harapan kedua orang tuanya (mungkin saya juga) adalah Ais bisa menjadi yang nomer satu di kelasnya. Dilihat dari hasil ulangan harian atau ujian tengah semesternyapun rasanya sangat mungkin dia yang terbaik. Tapi mau bagaimana lagi, semester ini ponakan saya itu hanya berada di peringkat ketujuh dari 60 siswa. Yayayaa….. Tak buruk bukan?

Meleset enam tingkat dari prediksi awal.

Saya tak tahu perkataan apa yang akan tertuju pada Ais. Kalo saya membayangkan, mungkin ‘ucapan ‘ yang akan Ais terima adalah

Dari Papi Saya: “Hiiii….kok peringkat 7!! Makanya to, Yik sinau!”

Dari Mami Saya: ” Kok peringkat 7, ci? Kenapa gak 1?”

Dari Orang Tuanya: “Tuh kan… kurang belajar jadinya gini!”

🙂 Seperti itulah kira-kira hadiah buat Ais. Saya tahu karena dulu saat berada di usia Ais, kata-kata seperti itulah yang terlontar dari mulut kedua orang tua saya sesaat setelah menerima rapor.

Tapi kata saya, “Ais tetap juara kok! Peringkat 7 dari 60 siswa kan gak jelek! Masih masuk 10 besar bukan?! Toh sekarang baru semester 1…kelas 1 pula! Masih ada waktu untuk membuktikan bahwa Ais adalah yang terbaik!! So, Kept Move on!!!” 🙂

Saya benar bukan? Nomer 7 dari 60 itu tidak jelek! Masih tergolong bagus!

Dan seandainya ada teman-teman yang memiliki adik atau saudara yang masih duduk di bangku sekolah, gak usah terlalu menjudge saat melihat hasil raport mereka. Tak perlu mengatakan ‘Kok cuma peringkat 50’ atau sejenisnya karena hal itu bisa berdampak buruk bagi psikis adik atau saudara kalian. Mungkin niatnya untuk memacu semangat belajar, tetapi mental setiap orang kan berbeda. Kenapa tak dinasihati baik-baik saja? Memberikan penjelasan secara face to face saya rasa jauh lebih baik daripada harus mengintimidasi di hadapan seluruh anggota keluarga.  Memberikan semangat supaya di semester berikutnya bisa meningkatkan prestasi belajar, mungkin dengan menjajikan reward. Tapi kalau memang menjanjikan sesuatu janji itu tak boleh hanya sekedar JamBu alias Janji Busuk.

Buat Aisy… Terus belajar ya…. Aunty bangga kok sama Ais 🙂 

Tentang CINTA

Mungkin benar kata orang (beberapa) bahwa hal yang paling tak masuk akal di dunia ini adalah CINTA.

Siapa yang bisa menjelaskan definisi CINTA secara benar, bukan secara tepat? Tidak ada dasar teori untuk CINTA. Tak bisa ditelusuri oleh akal sakit atau sehat sekalipun.

CINTA itu gila… CINTA itu edan…CINTA itu tak masuk akal!

Ada seorang laki-laki yang mati bunuh diri lantaran dirinya tak diterima oleh keluarga seorang gadis. Buat apa pula ia bunuh diri? Gila bukan? Memangnya di dunia ini hanya ada satu orang wanita? Tapi mau bagaimana lagi….. itulah CINTA.

Seorang ibu memaki-maki anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar lantaran si anak tak mau makan dimana kemudian si ibu menyuapi anaknya (meskipun dengan mata melotot dan tangan menyambar-nyambar tubuh buah hatinya). Kalau memang kesal pada si anak, untuk apa menyuapi dengan susah payah? Tak masuk akal bukan? Namun itulah CINTA bunda pada anaknya.

Ada pula remaja putri yang menangis semalaman hanya karena diputus oleh kekasihnya. Gloooodak…. sangat tak masuk akal. Diputusin pacar?? Kenapa tak cari pacar lagi saja coba? Memangnya hubungan pacaran itu sah dimata hukum? Untuk apa menangisi orang yang sudah jelas-jelas tak mau peduli lagi pada diri kita? Tapi mau bagaimana lagi… Namanya juga CINTA…

Saya menangis saat Juve kalah dalam pertandingan yang dilakoninya. Saya menjadi bad mood ketika Juventus tak bisa berada di puncak klasemen. Dan saya begitu bahagia saat Juve menjadi juara. Kalau dipikir-pikir… tangis, tawa, dan sedih saya itu sama sekali tak bisa dipikir. Edan! Tapi lagi-lagi jawabannya adalah CINTA.

Seorang alim ulama menangis saat menunaikan ibadah shalat. Ia sesenggukan saat bersujud kepadaNya. Saat orang awam disebelahnya bertanya mengapa ia menangis dengan maksud ingin bersimpati dan mengira tangisnya karena suatu masalah, si alim ulama malah menjawab ‘Saya selalu menangis saat bertemu Tuhan karena CINTA padaNya’. Orang awam hanya bisa terpaku memikirkan jawaban alim ulama yang tak masuk akal itu. Jawabannya hanya CINTA.

Dan jika ada yang bertanya apakah CINTA itu salah? Jawabannya tidak. Tak ada yang salah dengan CINTA. Yang perlu manusia lakukan untuk sebuah CINTA hanyalah merasakannya. Itu saja….